Kamis, 08 November 2012

Fabel Terbaik

Dan seorang lelaki duduk sendiri. Basah dalam kesedihan yang mendalam.Lalu semua binatang2 datang mendekatinya dan berkata,”Kami tidak suka melihatmu sangat sedih. Mintalah pada kami apapun yang kamu harapkan. Kamu akan dapatkan itu."

Orang itu berkata,”Aku ingin dapat penglihatan bagus.”
Burung bangkai menjawab,”Kamu akan punya milikku
Orang itu berkata ,'’Aku mau jadi kuat
Jaguar menjawab,”Kamu akan kuat seperti aku.”
Orang itu berkata,'’Aku sudah lama ingin mengetahui rahasia bumi.”
Ular menjawab,”akan aku tunjukkan padamu."

Lalu berlanjut kepada semua binatang. Dan saat orang itu punya semua hadiah yang mereka berikan, dia pergi. Lalu burung hantu berkata ke binatang lainnya”Sekarang orang itu tahu banyak dan mungkin melakukan banyak hal. Tiba-tib aku takut.”

Rusa berkata... “Orang itu telah dapatkan semua yang dia butuhkan.Sekarang kesedihannya akan berhenti.”

Tapi burung hantu menjawab...“tidak."
Aku melihat sebuah lubang pada orang itu.Dalam seperti kelaparan yang tidak akan pernah kenyang. Itu yang membuat dia sedih. dan itu yang membuat dia menginginkan apa-apa.Dia akan pergi mengambil , dan mengambil.....”
“Sampai suatu hari dunia akan berkata...'Aku tidak ada lagi dan tidak ada yang tersisa untuk kuberikan.'






Dongeng di atas disampaikan oleh seorang tetua suku primitif di pinggiran kerajaan Maya, dalam film Apocalypto. Film yang cukup bagus. Tapi ini adalah fabel terbaik yang pernah saya tau.

Minggu, 12 Februari 2012

10 November 1945 Hanya Kesalahpahaman

Teman Saya, Seorang Jawa Tengah dan Seorang Jawa Timur pernah berdebat mengenai kata membonceng. Saya pun pernah berdebat dengan Seorang Jawa Timur yang lain mengenai persoalan yang sama. Begini persoalannya dalam bahasa ujian ,
Diketahui : Asumsikan x dan y naik sepeda motor berdua .
Ditanyakan: Jika x membonceng y, maka siapakah yang berada di depan?
Jawab : Menurut seorang Jawa Tengah y berada di depan, sedangkan menurut seorang Jawa Timur x lah yang di depan.
Karena perbedaan pemahaman, mereka berdebat. Mungkin inilah penyabab kebanyakan guru fisika yang baik mengatakan bahwa pemahaman itu penting, lebih penting dari sekedar rumus. Bayangkan jika setiap kali mengerjakan soal fisika orang harus berdebat mengenai pemahaman. Tetapi sykurlah , meskipun ada perbedaan pemahaman, mereka berdua masih berteman.

Pentingkah saya membahas persoalan ini? Persoalan membonceng?
Penting To!

“Membonceng” pernah menjadi bagian dari sejarah penting Indonesia. Tepatnya dalam era mempertahankan kemerdekaan. Tentu saudara pernah sekolah di SD, SMP, dan atau SMA. Ingatkah saudara mengenai Pertempuran Surabaya? Ada “membonceng” disana. Jadi saya membahas sejarah.

Masih Ingatkah saudara dengan kalimat “Pasukan Sekutu diboncengi NICA bentukan Belanda.” Jadi siapakah yang berada di depan? NICA atau tentara sekutu. Maaf jangan berdebat soal ini. Mereka mendarat di Surabaya (Jawa Timur), jadi menurut saya arek-arek Suroboyo(Jawa Timur) beranggapan bahwa yang di depan adalah NICA . Padahal menurut orang-orang di dunia di luar Jawa Timur yang di depan adalah Pasukan sekutu.
Benarkah Pertempuran Surabaya terjadi karena sekedar kesalahpahaman arek-arek Surabaya, karena manganggap yang di depan adalah NICA padahal bukan? Untuk menjawab pertanyaan ini saya melakukan survey terhadap Teman-teman yang bersal dari wilayah Surabaya dan sekitarnya. Pertanyaannya adalah :
“Tentara Sekutu diboncengi NICA” atau dalam kalimat aktif dapat menjadi NICA membonceng Tentara Sekutu.
” Berarti yang di depan adalah NICA atau Tentara Sekutu?”
Mayoritas menjawab NICA ( tidak sama dengan pemahaman saya mungkin juga anda yang dari luar Jawa Timur) . hahaha.ternyata dugaan saya benar, Pertempuran 10 November terjadi karena Kesalahpahaman arek-arek Surabaya semata . Huahahahaha.
Tapi ada jawaban yang heroic dan politis.”Sing butuh njajah sopo? Sing duwe kepentingan NICA”mungkin seperti yang bilang Bung Tomo(bukan T*)
Dan ada jawaban kritis tapi kurang benar.”Koyoke nang ngarep kabeh deh … kan numpak mobil..”(padahal numpak kapal). Sejarah Indonesia (tepatnya buku sejarah) anak sekolah itu buruk. Jangan harap anda ngerti sejarah hanya berdasarkan buku sejarah sekolah. Mereka naik apa hayo?
Kesalahpahaman terjadi jika arek-arek suroboyo mengasumsikan sekutu dan NICA naik motor. Padahal tidak. Runtuhlah dugaan saya, padahal sudah hampir jadi teori sejarah yang lucu.lalu bagaimana???

EUREKA, EUREKA. Saya temukan (meniru gaya Archimedes(gaya disini bukan = massa air yang dipindahkan dikalikan percepatan gravitasi, tapi gaya = lagak))
Jadi gaya Archimedes adalah lagak si Archimedes.
Ini bukan tentang kesalahpahaman tapi memang begitulah pemahaman mereka (yang salah jika saya mengasumsikan hanya pemahaman saya yang benar) hehe . Orang jawa timur memahami bahasanya bahwa orang yang membonceng adalah yang duduk di depan. Ini juga bukan masalah naik apa. Toh jika asumsi naik motor permasalahannya bukan siapa yang benar-benar duduk di depan. Yang di depan maksudnya yang berkepentingan ( bahasa politik). Jika menurut pemahaman saya Sekutu duduk depan dan NICA duduk di belakang. Bisa saja Sekutu adalah tukang ojek, jadi yang di belakang adalah jelas NICA. Tapi NICA lah yang jelas berkepentingan sampai tujuan. NICA bentukan belanda, dan Belanda bertujuan menjajah kembali. Sekutu hanya tukang ojek. Dan maka itulah layak terjadi perang besar kala itu.

Jadi kesimpulannya:
Harusnya di buku sejarah anak sekolah ditulis : “ NICA naik ojek ke Surabaya. Tukang ojeknya sekutu” Dengan begini anak Jawa Timur, anak Jawa Tengah, anak Gunungkidul, dan seluruh Indonesia memiliki pemahaman yang sama. Bahkan Cinta Laura (sering bilang “naik ojek”) yang nasionalismenya tak karuan(soalnya di tanya Cinta anak Indonesia apa Jerman, jawabnya Aku anak Internasional) pun akan paham ,sama dengan yang lain.

Pertempuran Surabaya terjadi jelas bukan karena hari itu tanggal 10 November, hari ini pun saya ucapkan selamat hari pahlawan.

Jumat, 20 Januari 2012

Cara Menghargai Jasa Para Pahlawan

Bangsa yang besar adalah Bangsa yang menghargai jasa para pahlawannya. Kata-kata itu sempat beberapa kali muncul di layar televisi untuk iklan layanan masyarakat atau kampanye, mungkin. Saya sempat bingung, bagaimana sebenarnya menghargai jasa para pahlawan? Tak ada penjelasan yang bagus mengenai hal ini, bahkan saya tidak yakin bahwa adanya hari pahlawan cukup berguna dalam rangka menghargai jasa para pahlawan. Atau mungkin sesi mengheningkan cipta pada saat upacara bendera adalah bentuk menghargai jasa para pahlawan? Apakah Anda benar-benar mendoakan arwah para pahlawan ? Siapa yang anda doakan secara spesifik? Atau semua pahlawan, bahkan yang tidak anda kenal? Jika anda memang serius mendoakan mereka berarti memang anda sudah menghargai jsa para pahlawan. Tapi bagaimana jika tidak?

Memang membingungkan. Tetapi saya baru saja sadar bahwa menghargai jasa para pahlawan itu sesuatu yang sederhana (mungkin remeh) dan sudah sehari-hari kita lakukan. Anda tentu sering jajan di warung, toko, atau angkringan mungkin. Anda menggunaka uang khususnya uang kertas. Ada gambar pahlawan di sana. Dan dari uang kertas, saya sadar bahwa :
Jasa Kapitan Pattimura dihargai Rp1000,00
Jasa Pangeran Antasari dihargai Rp2000,00
Jasa Tuanku Imam Bonjol dihargai Rp5000,00
Jasa Sultan Mahmud Badarudin dihargai Rp10000,00
Jasa Otto Iskandar Dinata dihargai Rp20000,00
Jasa I Gusti Ngurah Rai dihargai Rp50000,00
Bung Karno Bung  Hatta dihargai Rp100000,00

Apakah Pattimura tidak iri terhadap pahlawan yang lain? Apakah Tuanku imam Bonjol bangga foto dirinya berada di uang pecahan lima ribu rupiah? Entahlah. Tapi hanya itulah cara menghargai jasa para pahlawan yang benar-benar dilakukan.